Santa Theresia Lisieux - Pelindung Kloter 2000

Berlangganan Tulisan Terbaru dari Kloter 2000 by Email. Gratis !!! Klik Disini
Tuesday, November 23, 2010
bisnis paling gratis

Kloter 2000 mengangkat Santa Theresia Lisieux sebagai Pelindung Kloter 2000, berikut adalah perjalanan hidup Santa Theresia Lisieux.

Marie-Francoise Therese Martin dilahirkan di kota Alençon, Perancis, pada tanggal 2 Januari 1873. Dilahirkan dari pasangan Louis Martin dan ibunya Zelie Guerin. Mereka dikarunia sembilan orang anak, tetapi hanya lima yang bertahan hidup hingga dewasa, dan semuanya menjadi biarawati.

Ibunya terserang penyakit kanker dan meninggal ketika Ia berusia empat tahun, kemudian, ayah Theresia memutuskan untuk pindah ke kota Lisieux, di mana kerabat mereka tinggal.  Di dekat sana ada sebuah biara Karmel di mana para suster berdoa secara khusus untuk kepentingan seluruh dunia.

Ketika Theresia berumur sepuluh tahun, seorang kakaknya, Pauline, masuk biara Karmel di Lisieux. Hal itu amat berat bagi Theresia. Pauline telah menjadi “ibunya yang kedua”, merawatnya dan mengajarinya.

Theresia sangat kehilangan Pauline hingga ia menjadi sakit parah. Selama satu bulan Theresia menderita sakit, tidak ada satu pun dokter yang dapat menemukan penyakitnya. Ayah Theresia dan keempat saudarinya berdoa memohon bantuan Tuhan. Hingga, suatu hari patung Bunda Maria di kamar Theresia tersenyum padanya dan ia sembuh sama sekali dari penyakitnya!

Suatu ketika, Theresia mendengar berita tentang seorang penjahat yang telah melakukan tiga kali pembunuhan dan penjahat itu sama sekali tidak merasa menyesal. Theresia mulai berdoa dan melakukan silih bagi penjahat itu (seperti menghindari hal-hal yang ia sukai dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang kurang ia sukai). Ia memohon pada Tuhan untuk mengubah hati penjahat itu. Sesaat sebelum kematian, penjahat itu meminta salib dan mencium Tubuh Yesus yang tergantung di kayu salib. Theresia sangat bahagia!  Ia tahu bahwa penjahat itu telah menyesali dosanya di hadapan Tuhan.

Theresia sangat mencintai Yesus. Ia ingin mempersembahkan seluruh hidupnya bagi-Nya. Ia ingin masuk biara Karmel agar ia dapat menghabiskan seluruh harinya dengan bekerja dan berdoa bagi orang-orang yang belum mengenal dan mengasihi Tuhan. Tetapi masalahnya, ia terlalu muda. Jadi, ia berdoa dan menunggu dan menunggu dan berdoa.

Pada bulan November 1887, Therese, dan kakak perempuannya Celine, dan ayahnya pergi berziarah ke Italia dimana mereka diterima dalam suatu audiensi dengan Sri Paus Leo XIII. Therese mencium kaki Sri Paus dan sempat menimbulkan kegemparan dengan permintaannya supaya Sri Paus mengijinkan dirinya untuk bergabung dengan tarekat Karmelit pada usia 15 tahun, dibawah batas umur yang diijinkan. Sri Paus berusaha untuk menasihati bahwa segala hal akan terjadi yang terbaik bagi dirinya jika dia mau menunggu, akan tetapi Therese berkeras hati dan terpaksa harus digotong oleh dua pengawal Sri Paus tanpa dia menerima jawaban yang jelas dari Sri Paus

Akhirnya pada tanggal 9 April 1888, Therese Martin diterima masuk ke biara Karmel di Lisieux sebagai seorang postulan atas ijin khusus dari Paus, Ia masuk biara Karmelit di Liseux.
Bagi Theresia CINTA adalah segalanya, “Tuhan tidak menginginkan kita untuk melakukan ini atau pun itu, Ia ingin kita mencintai-Nya.” Jadi, Theresia berusaha untuk selalu mencintai. Ia berusaha untuk senantiasa lemah lembut dan sabar, walaupun itu bukan hal yang selalu mudah.

Para suster biasanya mencuci baju mereka dengan tangan. Seorang suster tanpa sengaja selalu mencipratkan air kotor ke wajah Theresia, tetapi Theresia tidak pernah menegur atau pun marah kepadanya. Theresia juga menawarkan diri untuk melayani suster tua yang selalu bersungut-sungut dan banyak kali mengeluh karena sakitnya. Theresia berusaha melayani dia seolah-olah ia melayani Yesus. Ia percaya bahwa jika kita mengasihi sesama, kita juga mengasihi Yesus. Mencintai adalah pekerjaan yang membuat Theresia sangat bahagia.

Selanjutnya Santa Theresia Pujangga Gereja.

Silahkan Beri Komentar di kloter 2000 0 comments:

Post a Comment