Senantiasa ada pada nenek saya sebuah patung Yesus sebagai seorang kanak-kanak berpakaian bagai seorang raja kecil dengan mahkota. Nenek bahkan memiliki beberapa jubah yang berbeda, yang berhias amat indah untuk-Nya. Mohon penjelasan mengenai hal ini.
~ seorang pembaca di Dale City
~ seorang pembaca di Dale City
Dari gambaran seperti yang diberikan dalam pertanyaan di atas, patung yang dimaksud adalah patung Kanak-kanak Yesus dari Praha. Pertama-tama, devosi kepada Kanak-kanak Kudus Yesus merupakan suatu tradisi yang telah berabad-abad lamanya dalam spiritualitas Katolik.
Para Bapa Gereja awali, seperti St Atanasius dan St Hieronimus, berdevosi secara istimewa kepada Kanak-kanak Kudus Yesus. Beberapa para kudus besar sesudahnya, di antaranya St Bernardus dari Clairvaux, St Theresia dari Kanak-kanak Yesus (si Bunga Kecil), St Fransiskus Assisi, St Antonius Padua dan St Theresia Avila, berperan dalam mempopulerkan devosi kepada Kanak-kanak Kudus ini. (St Theresia Avila bepergian dengan membawa serta patung Kanak-kanak Kudus apabila ia mengunjungi biara-biara lain.) Sekitar tahun 1300-an, patung Kanak-kanak Kudus, yang biasanya dibuat dari lilin atau kayu, menjadi populer. Patut diingat bahwa meski Injil tidak memberikan banyak informasi mengenai masa kanak-kanak Tuhan kita, namun “Kehidupan yang tersembunyi di Nazaret memungkinkan setiap orang, supaya berada bersama Yesus dalam kegiatan sehari-hari” (Katekismus Gereja Katolik, No 533).
Devosi kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha berasal dari pertengahan abad ke-15. Pada tahun 1556, Maria Manriquez de Lara dari Spanyol menikah dengan seorang bangsawan Ceko bernama Vratislav Perstyn. Maria membawa bersamanya patung Kanak-kanak Kudus (yang kelak dikenal sebagai patung Kanak-kanak Yesus dari Praha), tingginya sekitar 18 inchi. (Tradisi lain mengatakan bahwa patung ini berasal dari sebuah biara di Bohemia dan kemudian dimiliki oleh Dona Isabella Manriquez, yang memberikannya sebagai hadiah pernikahan kepada puterinya, Maria Manriquez, dan menantunya, Vratislav Perstyn). Pada tahun 1587, Maria memberikan patung ini sebagai hadiah pernikahan kepada anaknya, Puteri Polyxena Lobkowitz.
Sebelum membahas lebih lanjut, baiklah kita mengetahui suatu legenda saleh mengenai asal usul patung ini: Di sebelah selatan Spanyol, bangsa Moor menyerang sebuah biara Karmelit; hanya empat biarawan saja yang berhasil meloloskan diri. Seorang dari antara mereka, yang bernama Yosef, berdevosi secara istimewa kepada Kanak-kanak Kudus.
Suatu ketika, kala Yosef sedang bekerja di halaman, seorang kanak-kanak menampakkan diri kepada Yosef dan memintanya untuk berdoa bersama-Nya. Yosef mendaraskan “Salam Maria,” dan pada kata-kata, “terpujilah buah tubuhmu Yesus,” kanak-kanak itu berkata, “Itulah Aku.” Yosef mengerti bahwa ia telah melihat Kanak-kanak Kudus dan karenanya berusaha membuat gambaran-Nya.
Selama bertahun-tahun Yosef mencoba tanpa hasil yang berarti untuk membuat sebuah patung sesuai gambaran-Nya, hingga suatu hari Kanak-kanak Kudus menampakkan diri kembali. Yesus mengatakan, “Aku datang untuk memperlihatkan Diri-Ku kembali kepadamu, agar engkau dapat menyelesaikan patung sesuai gambaran-Ku.” Yosef segera mulai bekerja, dan ketika ia telah selesai, Kanak-kanak Kudus menghilang. Yosef teramat lelah hingga ia tertidur, dan tidak pernah bangun kembali dalam kehidupan ini. Kanak-kanak Kudus datang untuk membawa sahabat-Nya ke rumah surgawi-Nya. Sungguh merupakan suatu kisah yang indah.
Pada tahun 1628, Puteri Polyxena memberikan patung Kanak-kanak Kudus kepada Karmelit Tak Berkasut di Gereja Santa Perawan Maria Pemenang di Praha. Katanya,
“Kuberikan kepada kalian apa yang kuanggap paling berharga dari milikku. Simpanlah patung ini penuh hormat dan kalian akan berkecukupan.”
Pada tahun 1631, pasukan Swedia menyerbu Praha dan menghancurkan gereja-gereja Katolik. Para biarawan Karmelit terpaksa melarikan diri dari Gereja Santa Perawan Maria Pemenang. Bala tentara Swedia mencemarkan gereja, merobohkan altar, dan mencampakkan patung Kanak-kanak Kudus ke tumpukan puing-puing hingga mematahkan kedua tangan dan jari-jemarinya.
Pada tahun 1638, para biarawan Karmelit dapat kembali ke Praha, ke Gereja Santa Perawan Maria Pemenang. Walau melarat, mereka ingat akan pesan Puteri Polyxena. Imam Cyril menemukan patung Kanak-kanak Kudus terkubur dalam reruntuhan gereja. Ia membersihkannya dan lalu menempatkannya di ruang doa mereka agar mereka dapat menghormatinya.
Suatu hari, sementara Pater Cyril sedang berdoa di depan patung, ia mendengar Kanak-kanak Kudus Yesus berkata,
“Kasihanilah Aku, dan Aku akan mengasihani kalian. Berilah Aku tangan, dan Aku akan memberi kalian damai. Semakin kalian menghormati-Ku, semakin Aku memberkati kalian.”
P Cyril tahu bahwa ia harus mendapatkan suatu cara untuk memperbaiki kedua tangan patung Kanak-kanak Kudus, tetapi ia maupun saudara-saudara sebiaranya tak memiliki baik keahlian maupun uang untuk melakukannya. Sebab itu, Pater Cyril memohon bantuan Bunda Maria untuk datang menolong Putra Ilahinya. Sekali lagi, sementara Pater Cyril sedang berdoa di depan patung, Kanak-kanak Kudus berbicara kepadanya, “Tempatkanlah Aku dekat pintu masuk sakristi, maka kalian akan mendapatkan bantuan.” Pater Cyril segera melakukannya. Hanya beberapa hari sesudahnya, seorang laki-laki datang ke sakristi sesudah Misa untuk menawarkan bantuan. Sumbangannya dipergunakan untuk membayar biaya perbaikan patung. Selanjutnya, biara tidak pernah lagi berkekurangan.
Mukjizat-mukjizat mulai terjadi. (Mukjizat-mukjizat pertama dicatat dalam sebuah buku oleh P. Emerich, dipublikasikan di Jerman pada tahun 1736 dan di Ceko pada tahun 1749.) Bersama mukjizat, datanglah berbondong-bondong peziarah.
Pada tahun 1641, sebuah altar didirikan di tempat di mana patung dihormati, dan kemudian pada tahun 1644, sebuah kapel dibangun. Kaum bangsawan mulai mendukung devosi kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha, termasuk di antaranya Raja Ferdinand (Austria-Hungaria), Raja Charles Gustav (Swedia) dan Bernard Ignatius (Bangsawan Martinic). Pada tanggal 14 Januari 1651, dalam acara prosesi patung secara istimewa dari Gereja Santa Perawan Maria Pemenang ke berbagai paroki lain, Bernard Ignatius mempersembahkan sebuah mahkota emas bertahtakan intan permata, yang kemudian ditempatkan di atas kepala patung.
Pada tahun 1648, Uskup Agung Praha secara resmi memberikan persetujuan atas devosi kepada Kanak-kanak Kudus Yesus di bawah gelar, “Kanak-kanak Yesus dari Praha”. Pada tanggal 4 April 1655, Uskup Agung Josef Corta, bertindak atas nama Kardinal Harrach III, dengan khidmad memasangkan mahkota di kepala dan bola berhiaskan salib di atasnya pada tangan patung Kanak-kanak Yesus dari Praha. Pada tahun 1741, patung ditempatkan di kapel lain, di mana gambar Bunda Maria dan St Yosef ada di sisi kanan dan kirinya, gambar Bapa Surgawi dan Roh Kudus ada di atasnya, yang kesemuanya itu menunjukkan keluarga manusia dan keluarga ilahi Yesus. Sekitar masa itu, pada patung juga mulai dikenakan jubah-jubah yang berhias amat indah.
Sejak saat itu, devosi kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha juga terus meningkat, teristimewa di Italia, Spanyol dan negara-negara yang berhubungan dengan pemerintahan kolonial Spanyol. Devosi kanak - kanak Yesus ini mengilhami kita untuk merenungkan masa kanak-kanak dan martabat rajawi Tuhan kita. Kendati berbagai kekacauan dan perang, patung ini tetap terlindungi. Di samping itu, banyak mukjizat terjadi sehubungan dengan devosi ini.
Sebuah doa novena, yang didaraskan teristimewa mulai tanggal 17 hingga 25 Desember, berbunyi sebagai berikut,
“Yesus terkasih, Kanak-kanak Kudus dari Praha, betapa Engkau mengasihi kami dengan lemah lembut. Sukacita-Mu yang terbesar adalah tinggal di antara kami dan melimpahkan berkat-Mu atas kami. Meski aku tak pantas mendapatkan pertolongan-Mu, aku merasa terpikat kepada-Mu oleh kasih, sebab Engkau baik hati dan penuh belas kasihan.
Begitu banyak yang berpaling kepada-Mu dengan penuh kepercayaan telah menerima dan mendapati permohonan-permohonan mereka dikabulkan. Pandanglah aku sementara aku datang di hadapan-Mu, membuka hatiku kepada-Mu dengan doa-doa dan pengharapan. Aku haturkan kepada-Mu secara istimewa permohonan ini, yang aku percayakan kepada Hati-mu yang penuh belas kasih: (sebutkan permohonan).
Merajalah atasku, ya Kanak-kanak Yesus terkasih, dan lakukanlah kepadaku dan kepada milik kepunyaanku seturut kehendak-Mu yang kudus, sebab aku tahu bahwa dalam kebijaksanaan dan kasih ilahi-Mu, Engkau akan mengatur segala sesuatunya demi yang terbaik. Janganlah kiranya Engkau menarik tangan-Mu daripadaku, melainkan lindungilah dan berkatilah aku selamanya.
Aku berdoa kepada-Mu, ya Kanak-kanak Yesus yang mahakuasa dan pengasih, demi masa kanak-kanak-Mu yang kudus, dalam nama BundaMu Maria yang Tersuci, yang merawat-Mu dengan kelemah lembutan begitu rupa, dan dengan penghormatan mendalam kepada St Yosef yang menggendong-Mu dalam pelukannya, sudi tolonglah aku dalam kesulitanku. Ijinkanlah aku mengecap bahagia sejati bersama Engkau, ya Kanak-kanak Kudus terkasih, sekarang dan dalam keabadian, dan aku akan mengucap syukur kepada-Mu untuk selama-lamanya dengan segenap hatiku. Amin.”
Indulgensi sebagian diberikan kepada umat beriman yang dengan tekun ikut ambil bagian dalam praktek saleh novena bersama yang dilakukan menjelang Hari Raya Natal atau Hari Raya Pentakosta atau Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa (Pedoman Indulgensi, No 34).
Diposkan Oleh: Andreas Yamin (Kloter 2000)
* Fr. Saunders is pastor of Our Lady of Hope Parish in Potomac Falls.
sumber : “Straight Answers: The Infant of Prague” by Fr. William P. Saunders; Arlington Catholic Herald, Inc; Copyright ©2005 Arlington Catholic Herald. All rights reserved; www.catholicherald.com
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin The Arlington Catholic Herald.”
Silahkan Beri Komentar di kloter 2000 0 comments:
Post a Comment