Bacaan Injil : Yoh 15:9-17
Hari ini dalam liturgi Gereja adalah hari Pesta St. Matias, Rasul. Cerita mengenai St. Matias tidak terlalu banyak. Kita dapat menemukannya di dalam Bacaan I dari Kis 1:15-17.20-26. Di dalam perikopa itu dikisahkan bahwa St. Petrus meminta keseratus dua puluh murid untuk bersekutu dalam doa guna memilih seorang rasul untuk menggantikan Yudas. Petrus mengatakan bahwa calon haruslah orang yang senantiasa bersama Yesus sejak dari pembaptisan-Nya di Sungai Yordan hingga kebangkitan-Nya.
Para murid mengusulkan dua nama. Yang satu Matias, dan yang lain Yusuf, yang disebut juga Barsabas atau Yustus. Keduanya, baik Matias maupun Yusuf, amat dihormati oleh para pengikut Kristus. Jadi, sekarang mereka memiliki dua calon untuk menggantikan Yudas. Mereka berdoa dan membuang undi. Matias-lah yang terpilih. Maka sejak saat itu Matias menjadi pengenap 12 rasul.
Dalam tulisan sejarah Gereja diketahui bahwa Matias mewartakan Kabar Gembira di wilayah Yudea. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke Cappadocia (sekarang Turki). Banyak orang mendengarkan Matias. Mereka percaya akan pesannya yang mengagumkan. Para musuh Kristus amat geram melihat orang banyak mendengarkan Matias. Mereka berusaha menghentikannya. Akhirnya, Matias wafat sebagai martir.
Para murid mengusulkan dua nama. Yang satu Matias, dan yang lain Yusuf, yang disebut juga Barsabas atau Yustus. Keduanya, baik Matias maupun Yusuf, amat dihormati oleh para pengikut Kristus. Jadi, sekarang mereka memiliki dua calon untuk menggantikan Yudas. Mereka berdoa dan membuang undi. Matias-lah yang terpilih. Maka sejak saat itu Matias menjadi pengenap 12 rasul.
Dalam tulisan sejarah Gereja diketahui bahwa Matias mewartakan Kabar Gembira di wilayah Yudea. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke Cappadocia (sekarang Turki). Banyak orang mendengarkan Matias. Mereka percaya akan pesannya yang mengagumkan. Para musuh Kristus amat geram melihat orang banyak mendengarkan Matias. Mereka berusaha menghentikannya. Akhirnya, Matias wafat sebagai martir.
Saudara-saudari yang baik,
Dalam Bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan perintah kepada para murid-Nya, “yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yoh 15:12). Yesus sudah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus mencintai. Ia sudah mencintai kita terlebih dahulu, dan karena itu kita juga mencintai-Nya. Ada ungkapan dalam bahasa latin Si vis amari, ama!, artinya jika engkau ingin dicintai, maka cintailah! (terlebih dahulu orang lain). Berkaitan dengan gagasan di atas ada ungkapan senada: “Cara mengisi hidup Anda dengan cinta sangat sederhana; jika Anda ingin menginginkan cinta dengan kadar lebih, berikan cinta itu dengan kadar yang lebih juga,” (Ex Latina Claritas – Dari Bahasa Latin Muncul Kejernihan, Pius Pandor, CP, Obor, 2011, hlm. 70).
Dalam Bacaan Injil hari ini, Yesus memberikan perintah kepada para murid-Nya, “yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yoh 15:12). Yesus sudah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus mencintai. Ia sudah mencintai kita terlebih dahulu, dan karena itu kita juga mencintai-Nya. Ada ungkapan dalam bahasa latin Si vis amari, ama!, artinya jika engkau ingin dicintai, maka cintailah! (terlebih dahulu orang lain). Berkaitan dengan gagasan di atas ada ungkapan senada: “Cara mengisi hidup Anda dengan cinta sangat sederhana; jika Anda ingin menginginkan cinta dengan kadar lebih, berikan cinta itu dengan kadar yang lebih juga,” (Ex Latina Claritas – Dari Bahasa Latin Muncul Kejernihan, Pius Pandor, CP, Obor, 2011, hlm. 70).
Saudara-saudari yang baik, cinta yang diharapkan oleh Yesus adalah suatu cinta tanpa pamrih, cinta tak bersyarat. Pesan utama cinta tak bersyarat adalah warta pembebasan: “Engkau tidak perlu menjadi orang lain; engkau boleh mengungkapkan pikiran dan perasaanmu dengan penuh percaya diri. Tidak perlu takut kehilangan cintaku; tidak akan kuhukum karena keterbukaan dan kejujuranmu; tidak akan kupungut karcis untuk masuk ke dalam cintaku; dan tidak ada sewa atau pembayaran cicilan” (John Powell, SJ, 1996:60, dalam Ex Latina Claritas).
Saudara-saudari yang baik, kita perlu bertanya diri, apakah kita sudah bisa mencinta seperti yang diharapkan oleh Yesus?
“Ya Tuhan tambahkan cinta dalam diriku, agar Aku mampu mencinta seperti Engkau mencintai aku”
Salam dan berkat dalam Hati Kudus Yesus
Rm. F.A. Adi Purnama S, SCJ
13 Mei 2011
Silahkan Beri Komentar di kloter 2000 0 comments:
Post a Comment