Jangan Menjadi sombong (19 Mei 2011)

Kategori: Renungan Harian Katolik 
Bacaan I               : Kis 13:13-25

Bacaan Injil           : Yoh 16-20

“ Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Yoh 13:16-17)

Saudara-saudari yang baik, dalam bacaan pertama Paulus memberikan kesaksian tentang siapa Yesus sebenarnya. Dalam kesaksian itu, Paulus menerangkan sejarah keselamatan Bangsa Israel. Dalam sejarah itu muncul tokoh-tokoh yang menyampaikan kehendak Allah. Tokoh-tokoh yang dimunculkan oleh Paulus antara lain Musa yang membawa Bangsa Israel keluar dari Mesir, para hakim-hakim, Nabi Samuel, Saul, Daud, dan juga Yohanes Pembaptis.

Semua tokoh ini mengarah pada tokoh yang lebih besar yaitu Yesus. Yesus adalah Sang Juru Selamat Sejati. Setelah Yesus selesai menunaikan tugas-Nya, muncul juga tokoh-tokoh yang melanjutkan tugas perutusan Yesus. Semua tokoh dari sebelum Yesus dan sesudah Yesus mengarah atau berpusat pada diri Yesus. Yesus sendiri menganggap diri-Nya tidak lebih besar dari yang lain. Ia berkata bahwa Ia adalah Hamba yang mengerjakan tugas Tuan-Nya yaitu Bapa Surgawi.

Saudara-saudari yang baik, kalau Yesus sendiri menganggap diri-Nya adalah Hamba Bapa Surgawi, maka sepatutnya kalau kita bertindak sama seperti Yesus. Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggungjawab yang ada, hendaknya kita tidak merasa lebih hebat dan menjadi sombong. Tidak jarang dalam kehasilan suatu tugas dan pekerjaan orang menjadi tinggi hati dan sombong. Ketika orang mendapat jabatan atau posisi yang baik, menjadi tinggi hati dan sombong.

Saudara-saudari yang baik, jangan merasa lebih hebat dan menjadi sombong! Tuhan Yesus yang lebih dari kita sudah merendahkan diri-Nya demi keselamatan kita manusia.   “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Fil2:5-7).

Salam dan berkat dalam Hati Kudus Yesus

Rm. F.A. Adi Purnama S, SCJ

GIG

18 Mei 2011