MT : Mzm 12-13.18-19.20-22
Bacaan Injil : Mat 7:1-5
Saudara-saudari yang baik, Sabtu, 18 Juni 2011 pukul 15.00 WIB di Kota Makkah, seorang TKW Ruyati binti Saboti Saruna, dieksekusi hukum pancung. Jenazah langsung dimakamkan. Ia menjadi orang ke-28 yang dieksekusi pada tahun ini oleh Pemerintah Arab Saudi. Ruyanti dijatuhi hukuman mati karena ia terbukti melakukan tindakan pembunuhan terhadap majikannya.
Dan dalam persidangan Ruyanti mengakui tindakkannya. Dalam keterangan Pers, Menkum HAM Patrialis Akbar menyatakan bahwa pihak pemerintah Arab Saudi sebenarnya sudah melakukan sejumlah upaya untuk meringankan hukuman terhadap Ruyanti diantaranya mendapatkan status ta’zir dengan meminta keluarga korban untuk memaafkan Ruyati. Namun keluarga korban tidak memaafkan Ruyanti. Karena keluarga tidak memaafkan, maka tindakan eksekusi tetap dijalankan.
Dan dalam persidangan Ruyanti mengakui tindakkannya. Dalam keterangan Pers, Menkum HAM Patrialis Akbar menyatakan bahwa pihak pemerintah Arab Saudi sebenarnya sudah melakukan sejumlah upaya untuk meringankan hukuman terhadap Ruyanti diantaranya mendapatkan status ta’zir dengan meminta keluarga korban untuk memaafkan Ruyati. Namun keluarga korban tidak memaafkan Ruyanti. Karena keluarga tidak memaafkan, maka tindakan eksekusi tetap dijalankan.
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” (Mat 7:1). Sabda Yesus mengajak kita untuk tidak mudah menghakimi orang lain. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia lebih mudah untuk memberikan penghakiman kepada orang lain yang berbuat kesalahan daripada memberi maaf. “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.” (7:3-4).
Sabda Yesus mengingkatkan kita bahwa kita harus mawas diri. Dengan mawas diri kita mengetahui diri kita bahwa kita pun kadang melakukan kesalahan dalam hidup kita. Saudara-saudari yang baik, manakah yang sering kita lakukan: mudah menghakimi orang atau memberi maaf?
Sabda Yesus mengingkatkan kita bahwa kita harus mawas diri. Dengan mawas diri kita mengetahui diri kita bahwa kita pun kadang melakukan kesalahan dalam hidup kita. Saudara-saudari yang baik, manakah yang sering kita lakukan: mudah menghakimi orang atau memberi maaf?
Vivar Cor Iesu
Rm. F.A. Adi Purnama S, SCJ
GIG
19 Juni 2011
Silahkan Beri Komentar di kloter 2000 0 comments:
Post a Comment