Kategori Renungan Harian Katolik : 19 Jan 2011
Bacaan I: Ibrani 7:1-3,15-17
Bacaan I: Ibrani 7:1-3,15-17
Bacaan Injil: Markus 3:1-6
"Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat." (Mrk 3:4)
Saudara-saudari yang baik,
Bacaan injil hari ini, Mrk 3:1-6, ditampilkan kisah penyembuhan yang dilakukan Yesus pada hari Sabat. Hari Sabat adalah hari yang kudus bagi umat Israel. Orang diharuskan memuji Allah, dan tidak boleh melakukan kegiatan yang lain. Hari Sabat adalah hari yang dikuduskan bagi Allah. Pada suatu hari Sabat Yesus masuk ke rumah ibadat dan di situ ada orang yang mati sebelah tangannya. Yang menarik dalam kisah ini adalah sikap orang Farisi yang mengamati-amati Yesus, kalau-kalau Yesus menyembuhkan orang tersebut. Dan ini adalah kesemptan untuk menyalahkan Yesus.
Saudara-saudari yang baik,
banyak orang juga kadang bisa bersikap seperti orang Farisi, mengamati-amati untuk orang lain untuk menjatuhkan atau menghukum orang tersebut. Sikap demikian biasanya didasari oleh sikap iri hati, dendam atau merasa disaingi. Ketika sikap-sikap ini mendasari hidup seseorang, maka orang tidak bisa lagi melihat kebaikan atau kebenaran yang ada pada diri orang lain. Orang ini merasa bahwa dia yang paling benar, yang lain salah. Jika sikap merasa benar dan yang lain salah terus hidup, maka yang selanjut terjadi adalah timbul sikap arogansi, anarkis.
Saudara-saudari yang baik,
Yesus berkata, "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat." ( 3:4). Melalui kata-kata ini, Yesus sebenarnya mau menyadarkan orang Farisi, bahwa pada hari Sabat, hari kudus Tuhan, orang justru harus melakukan kebaikan. Melalui kebaikan itu orang, orang dapat memuji Allah. Kekudusan itu pasti bersifat baik bukan sebaliknya. Yesus mau menunjukkan suatu sikap atau tindakkan yang benar terhadap hari Sabat.
Saudara-saudari yang baik,
umat beriman juga diharapkan bisa bersikap atau melakukan tindakan yang benar terhadap suatu keadaan, peristiwa atau terhadap orang lain. Hal ini juga dilakukan oleh Imam Melkisedek yang selama hidupnya melakukan sesuatu yang benar. Melkisedek dikenal sebagai raja kebenaran (Ibr 7:2). Maka marilah kita berusaha bersikap dan berlaku benar dalam segala hal.
Bacaan selanjutnya Bebas Dari Himpitan.
Salam dan berkat dalam Hati Kudus Yesus,
Rm. F.A. Adi Purnama S, SCJ
19 Januari 2011
Silahkan Beri Komentar di kloter 2000 0 comments:
Post a Comment